Sadisme

Sadisme
Ilustrasi sadisme | Foto: grid.id

PERILAKU kejam, ganas atau kasar masih menghiasi sejumlah pemberitaan di tanah air. Mulai dari sadisme mencabuli anak kandung, anak tiri hingga penganiayaan dan pembunuhan mencuat ke permukaan dari penanganan hukum yang dilakukan polisi mewarnai pemberitaan Mediadelegasi sepekan terakhir.

Inses yang diulas pada D-TORIAL pekan lalu, kasusnya terjadi di wilayah hukum Polresta Deli Serdang masih dalam penanganan, muncul lagi pekan lalu kasus dugaan tindak pidana perbuatan cabul terhadap anak tiri yang diduga dilakukan tersangka pria berumur 55 tahun, warga Kecamatan Patumbak, Deli Serdang.

BACA JUGA: Mencabuli Anak Tiri, Satreskrim Polrestabes Medan Tahan Tersangka

Bacaan Lainnya

Kemudian, kasus pembunuhan berencana melibatkan Marwan alias Begu yang berhasil dibongkar Tim Khusus (Timsus) Sat Reskrim Polres Samosir, berawal dari persoalan uang.

BACA JUGA: Timsus Sat Reskrim Polres Samosir Dapat Reward

Sadisme ditangani Polres Langkat, atas kasus dugaan pembunuhan sopir travel di Kabanjahe. Saat adegan rekonstruksi, tersangka MS menggunakan tali untuk menjerat leher korbannya. Kemudian, ayah pelaku langsung menancapkan pisau ke tubuh korban. Mayat korban dibungkus dengan menggunakan terpal plastik dan diletakkan di bagian belakang mobil, membawanya ke Padang Tualang, Langkat.

BACA JUGA: 27 Adegan Ungkap Cara Tersangka Membunuh Sopir Travel

Tersangka pun membakar jasad korban dengan solar dan menguburnya di samping rumah tersangka untuk maksud menghilangkan jejak.

Sepertinya, sejumlah kasus tersebut, akibat gangguan mental yang membuat penderita mendapat kepuasan saat bisa menyakiti orang lain memerlukan perhatian serius pihak berkompeten di tengah persoalan kesulitan perekonomi masyarakat, kemiskinan moral dan mental karena pengalaman spiritual yang terus gersang yang tidak seimbang dengan kemajuan jaman.

BACA JUGA: Menyimak Inses Deli Serdang

Menurut A Hesnard dalam Jameux, Dominique (1990), Sadis Besar (Les Grands sadique criminels); sadisme psikopatis seperti ini sangat berbahaya bagi masyarakat dan tergolong kriminalitas. Dia mencontohkan penganiayaan, pemerkosaan bahkan mutilasi.

Para pakar sependapat, pencegahan perilaku sadis antara lain berupaya tidak melakukan aktivitas seksual yang menyimpang dengan melakukan hal-hal positif, agar penyaluran stres tidak merusak perilaku dan kebiasaan lainnya.

Memperkuatkan iman, mengontrol dorongan rasa ingin tahu (self control), mencoba atau pengaruh teman dengan penuh kesadaran, dan pengetahuan akan dampak-dampak buruk dari perilaku tersebut.

Mengurangi atau tidak menonton konten yang berbau pornografi dari internet atau media lain, serta dengan berbagai pendekatan dalam penanganannya.

D-Torial | maruli agus salim