Medan Perkuat Kolaborasi Atasi Banjir

Medan Perkuat Kolaborasi Atasi Banjir
Kepala BMKG Wilayah I Medan Hendro Nugroho (kedua kanan) menjadi narasumber dalam Dialog Interaktif HorasMedan bersama narasumber lain Kepala Bappeda Kota Medan Benny Iskandar (kanan), Kepala Bidang Tata Kelola Air dan Drainase Perkotaan Dinas PU Kota Medan Gibson Panjaitan (kedua kiri) dan Kepala Seksi Keterpaduan Infrastruktur Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II Mayjen Sinema Telaumbanua (kiri), di studio Mediadelegasi Medan, Sabtu (3/12). Foto: Dingot Turnip

Medan-Mediadelegasi: Pemerintah Kota (Pemkot) Medan memperkuat kolaborasi dengan berbagai instansi terkait lain untuk meminimalisasi dan atasi banjir, seperti yang pernah terjadi pada sekitar pertengahan Nopember 2022 lalu.

Pernyataan tersebut mengemuka dalam Dialog Interaktif “HorasMedan” bertajuk Cuaca Ekstrem Datang, Banjir Menerjang (Antara Kewaspadaan dan Penanggulangan) dengan menghadirkan empat orang narasumber, di studio Mediadelegasi Medan, Sabtu (3/12).

Narasumber yang tampil dalam forum dialog interaktif perdana tersebut, yakni Kepala Bappeda Kota Medan Benny Iskandar, Kepala BMKG Wilayah I Medan Hendro Nugroho, Kepala Bidang Tata Kelola Air dan Drainase Perkotaan Dinas PU Kota Medan Gibson Panjaitan dan Kepala Seksi Keterpaduan Infrastruktur Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II Mayjen Sinema Telaumbanua.

Bacaan Lainnya

Menurut Kepala Bappeda Kota Medan Benny Iskandar, beberapa instansi pemerintah yang digandeng Pemkot Medan untuk berkolaborasi meminimalisasi dan atasi banjir, antara lain Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Sinergitas kolaborasi antara Pemkot Medan dengan Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS) Sumatera II diwujudkan dalam pembangunan tanggul untuk mengatasi banjir rob di Kecamatan Medan Belawan.

“Kita berharap dengan kolaborasi itu dapat mengantisipasi dan meminimalisasi dan atasi persoalan banjir rob di Belawan,” ucap dia.

Selain dari sisi pekerjaan, lanjut Benny, Pemkot Medan tahun 2022 telah pula mengalokasikan anggaran yang cukup besar ke beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar penanganan banjir berjalan lancar dan dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat.

Kepala Seksi Keterpaduan Infrastruktur Sumber Daya Air BWS Sumatera II Mayjen Sinema Telaumbanua, menjelaskan, pihaknya selain terlibat dalam pembangunan tanggul untuk mengatasi banjir rob di pesisir Belawan, juga untuk tahun anggaran 2022 fokus melakukan normalisasi tiga dari enam daerah aliran sungai (DAS), yakni DAS Deli dan DAS Bedera.

“BWS Sumatera II saat ini melaksanakan normalisasi terhadap tiga dari enam sungai besar yang merupakan alur kendali arus banjir di Medan, yaitu Sungai Deli sebagian, Sungai Badera dan Sungai Belawan di kawasan rawan banjir rob selama ini,” paparnya.

Untuk DAS Deli, misalnya, titik pengerjaan normalisasi berada di Aloha, Kecamatan Medan Marelan.

Sedangkan di Sungai Bedera titik lokasinya mulai dari Jalan Gatot Subroto hingga jalan dekat pintu Tol Medan-Binjai.

Selain itu, sebut Mayjen Sinema, pihak BWS Sumatera II saat ini juga masih membenahi drainase utama di sejumlah titik lokasi di Medan dan pembangunan bendungan Lau Simeme di Kecamatan Sibiru-biru, Deli Serdang.

Bendungan Lau Simeme merupakan salah satu proyek stretegis nasional (PSN) yang jika selesai dikerjakan kelak akan menjadi salah satu infrastruktur pengendali banjir di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang.

Intesitas tinggi
Sementara itu, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan Hendro Nugroho, membenarkan, hujan dengan intensitas tinggi atau ekstrem menjadi salah satu faktor penyebab banjir di Medan beberapa pekan lalu.

Berdasarkan analisis dan catatan BMKG Wilayah I Medan, puncak musim hujan di Kota Medan berlangsung hingga akhir November 2022.

“Untuk wilayah Sumatera Utara, termasuk Kota Medan puncak musim hujan tahun 2022 terjadi pada Oktober dan November,” ucap Hendro.

Berdasarkan monitoring BMKG, puncak intensitas curah hujan pada Oktober dan Nopember 2022 di Medan dan sekitarnya tergolong tinggi dan masuk kategori sarat beban, yakni mencapai 108 mm per hari.

Meski demikian, kata dia, musim hujan di Medan dan sekitarnya diprakirakan masih terjadi hingga akhir Desember 2022.

BACA JUGA: Ada Tiga Faktor Penyebab Banjir di Medan

Sedangkan puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Sumut tahun 2023 diprediksi terjadi mulai Februari hingga Juni.

Pada kesempatan acara dialog interaktif itu, Hendro menuturkan bahwa fenomena La Nina “triple-dip” 2020-2023 (tiga tahun beruntun) menjadi ancaman bagi banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.

Fenomena ini akan berpengaruh terhadap pola cuaca di Indonesia, di antaranya menyebabkan sebagian wilayah Indonesia mengalami musim hujan lebih awal. “La Nina merupakan fenomena cuaca ekstrem yang ditandai dengan tingginya curah hujan,” paparnya.

Hendro menambahkan, bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi secara cepat dan akurat tentang cuaca, gempa, peta iklim, kualitas udara, cuaca maritim, cuaca bandara, titik panas, peringatan dini dan lainnya dapat mengunduh aplikasi Info BMKG.

Aplikasi ini dibuat dan dikembangkan oleh insan BMKG dengan menggunakan open data BMKG dan dapat diunduh secara gratis di Apps Store serta Google Play. D|Red-04