Ada Tiga Faktor Penyebab Banjir di Medan

Ada Tiga Faktor Penyebab Banjir di Medan
Kepala Bappeda Kota Medan Benny Iskandar (kanan) menjadi narasumber dalam Dialog Interaktif HorasMedan bersama narasumber lain Kepala BMKG Wilayah I Medan Hendro Nugroho (kedua kanan), Kepala Bidang Tata Kelola Air dan Drainase Perkotaan Dinas PU Kota Medan Gibson Panjaitan (kedua kiri) dan Kepala Seksi Keterpaduan Infrastruktur Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II Mayjen Sinema Telaumbanua (kiri), di studio Mediadelegasi Medan, Sabtu (3/12). Foto: Dingot Turnip

Medan-Mediadelegasi: Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan Benny Iskandar mengungkapkan terdapat tiga faktor utama yang menjadi penyebab banjir di Kota Medan.

“Ada tiga faktor penyebab terjadinya banjir di Medan selama ini, yaitu hujan dengan intensitas tinggi termasuk di kawasan pegunungan atau di hulu daerah aliran sungai, kondisi drainase yang tidak berfungsi secara baik, dan air pasang atau rob di Belawan,” katanya di Medan, Sabtu (3/12).

Benny menyampaikan hal itu saat menjadi salah satu dari empat narasumber yang tampil dalam Dialog Interaktif “HorasMedan” bertajuk Cuaca Ekstrem Datang, Banjir Menerjang (Antara Kewaspadaan dan Penanggulangan) yang diselenggarakan Mediadelegasi.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Medan Perkuat Kolaborasi Atasi Banjir

Diakuinya, banjir yang melanda sebagian besar kecamatan di Kota Medan beberapa pekan lalu atau tepatnya pada 18 Nopember 2022 merupakan salah satu peristiwa banjir terparah di ibu kota Provinsi Sumatera Utara (Sumut) itu.

Sebagaimana pada peristiwa serupa sebelumnya, bencana alam banjir itu dipicu naiknya air sungai karena hujan deras di daerah hulu dan di wilayah Kota Medan.

Pada saat terjadi hujan deras yang berlangsung dalam rentang waktu beberapa jam, banyak drainase tidak bisa berfungsi secara maksimal mengalirkan air ke sungai.

“Kami memperkirakan di Medan ada lima daerah aliran sungai ditambah beberapa sungai kecil yang berpotensi memicu banjir,” ucapnya.

Kendati demikian, menurut Benny, Pemerintah Kota (Pemkot) Medan berkomitmen dan memiliki keseriusan yang kuat dalam mengantisipasi dan menanggulangi persoalan banjir, di antaranya mempercepat upaya rekonstruksi fungsi drainase dan membangun kolam retensi.

“Kami tidak tinggal diam dan akan terus berupaya untuk melakukan yang terbaik dalam penanggulangan banjir di seluruh kecamatan di Kota Medan,” tegasnya.

Bahkan, kata dia, Pemkot Medan telah menjadikan persoalan banjir masuk dalam salah satu program prioritas yang akandituntaskan melalui kolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Pemerintah Provinsi Sumut, di antaranya dalam hal pembangunan tanggu rob di Kecamatan Medan Belawan.

Kolaborasi dan koordinasi dalam hal pembangunan tanggul rob, menurut dia, hasilnya nanti tidak hanya mengatasi persoalan banjir yang selama ini dikeluhkan masyarakat, tetapi juga mencakup masalah kemiskinan maupun kesehatan di wilayah utara Kota Medan itu.

Dalam konteks penanganan banjir, lanjutnya, Pemkot Medan tetap mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Medan Tahun 2021-2026 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk 20 tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 dan Rencana Tata Ruang Wilayah atau RTRW.

Lebih lanjut Benny mengingatkan bahwa masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam upaya mencegah banjir guna mendukung program pengurangan risiko bencana alam tersebut.

“Masyarakat tentunya perlu berperan aktif dalam berbagai upaya mencegah banjir dengan cara sederhana mulai dari skala rumah tangga,” tuturnya.

Pada skala mikro atau skala rumah tangga, pencegahan banjir dapat dilakukan dengan normalisasi saluran air hingga membuat sumur resapan dan biopori.

Khusus kepada warga yang tinggal di daerah sekitar sungai, Benny minta agar berhenti membuang sampah sembarangan di sungai.

“Kampanye ini akan berhasil apabila terdapat kerja sama antara pemerintah dan masyarakat,” kata dia.

Drainase
Sementara itu, Kepala Bidang Tata Kelola Air dan Drainase Perkotaan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan Gibson Panjaitan, menepis anggapan seolah-olah Pemkot Medan melalui Dinas PU setempat tidak serius membenahi drainase sehingga membuat upaya penanganan banjir tidak maksimal.

“Pembenahan terhadap drainase yang mengalami penurunan fungsi kami lakukan secara menyeluruh,” katanya dalam acara dialog interaktif yang dipandu Maria Napitupulu.

Namun, Gibson menggarisbawahi bahwa upaya menata dan membenahi drainase dengan kondisi yang buruk tidak lagi secara parsial.

“Artinya upaya penataan drainase juga harus melibatkan antarinstansi dan masyarakat,” ujar dia.

Sebab, kata Gibson, untuk menuntaskan persoalan banjir yang diakibatkan oleh ketidakmampuan daya dukung drainase di kota berpenduduk 2,6 juta jiwa lebih tersebut tidak mungkin bisa dikerjakan hanya oleh Dinas PU Kota Medan yang saat ini memiliki sekitar 600 orang pegawai.

Ia menuturkan, Dinas PU Kota sejak Juni 2022 telah pula melakukan pengerukan dan pemasangan drainase beton atau u.ditch di sejumlah titik lokasi sepanjang 9,2 km untuk mengatasi banjir ketika hujan deras.

Lokasi pengerjaan saluran u-dicth ini terdapat di delapan kecamatan, yakni Kecamatan Medan Johor, Sunggal, Petisah, Helvetia, Timur, Kota, Amplas dan Marelan.

Dikatakan Gibson, konstruksi saluran drainase menjadi lebih mudah dan berkualitas dengan menggunakan beton pracetak u ditch jika dibanding dengan sistem cor semen. D|Red-04