Medan-Mediadelegasi: Revalidasi (penilaian ulang) status Geopark Kaldera Toba dalam keanggotaan di Unesco Global Geopark (UGGp) dijadwalkan Juli 2023 mendatang.
Hal ini dibenarkan Dr Wilmar Eliaser Simandjorang, Koordinator Bidang Edukasi dan Penelitian Pengembangan Badan Pengelola (BP) Geopark Kaldera Toba kepada Mediadelegasi, Senin (13/3), di Medan.
Jelang revalidasi itu, kata Wilmar, dalam kunjungan Tim Unesco yang terdiri dari Prof Ibrahim Komoo, Vice President Global Geopark Network Unesco, Prof Norzaini Azman dan Ir Hanang Samodra MSc yang didampingi Tim Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera Utara dalam mewakili Ketua Umum BP Toba Caldera Unesco Global Geopark dipimpin Maike Ritonga SH MAP bersama Geosain tis Ir Jonathan dan TIM BP Geopark Kaldera Toba ke kawasan Danau Toba melakukan advisory mission (misi pernasihatan) sebagai pembekalan.
BACA JUGA: Wilmar Bisnis Indonesia Gelar Seminar, Bahas Nasib Danau Toba
Menurutnya, dalam penetapan sebagai anggota UGGp pada 10 Juli 2023 itu Unesco memberi enam rekomendasi penugasan untuk dilaksanakan dan akan dinilai ulang statusnya sebagai UGGp setelah empat tahun pada tahun 2024 yang penilaian lapangan dilakukan ke 16 Geosite kawasan Danau Toba pada akhir bulan Juli 2023 dan jika persyaratan dipenuhi maka penetapan statusnya diperpanjang empat tahun lagi sampai tahun 2028.
“Mendapat green card atau dihentikan statusnya sebagai anggota UGGp alias mendapat kartu merah, akan ditentukan pada sidang global Geopark Unesco di Maroko September 2023,” ujarnya lebih lanjut.
Geopark Global Unesco, katanya, adalah wadah dalam lingkup internasional atau global dalam menjaga kelestarian bumi dilakukan 177 anggotanya yang tersebar di 46 negara di dunia termasuk Geopark Kaldera Toba Unesco.
Geopark Kaldera Toba ditetapkan sebagai anggota geopark global Unesco pada 10 Juli 2020 setelah berupaya selama delapan tahun, sejak tahun 2012.
Berbasis Kebumian
Menurut Wilmar, upaya pelestarian bumi itu dilakukan melalui kegiatan edukasi kepada masyarakat setempat tentang kebumian, kebudayaan dan keragaman hayati yang terdapat di lingkup kawasan geopark, melalui kegiatan konservasi serta melalui kegiatan pembangkitan, pemberdayaan dan pengembangan ekonomi masayarakat setempat secara berkelanjutan melalui pariwisata berbasis kebumian atau geowisata (geotourism).
Pada saat ditetapkan sebagai anggota UGGp kepada Geopark Kaldera Toba di tahun 2020 Unesco memberikan 6 rekomendasi penugasan kepada BP GKT yang antara lain yaitu agar menyelenggarakan edukasi interaktif kepada masyarakat setempat, utamanya kepada para siswa siswi tentang aspek-aspek kebumian (geodiversity), keanekaragaman budaya (cultural diversity) dan keanekaragaman hayati (biodiversity) dan hubungkait antara aspek-aspek kebumian, kebudayaan dan keanekaragaman hayati tersebut dan juga menyelenggarakan kegiatan pelatihan pemandu geowisata dan juga edukasi terhadap peranan perempuan.
Selanjutnya membangun kemitraan antara BP GKT dengan stakeholder kepariwisataan setempat atau lokal, kemudian menyelenggarakan sosialisasi pengurangan risiko bencana (mitigasi) dan dampak perubahan iklim, menyelenggarakan kerjasama dengan anggota geopark global lainnya, menyelenggarakan penelitian dan upaya upaya konservasi utamanya geokonservasi.
SMK Pariwisata Simanindo
Advisory visit ini dilaksanakan dengan melakukan lawatan ke beberapa titik dari geosite yang terdapat di Geopark Kaldera Toba yang dimulai dengan melakukan kunjungan ke Desa Dokan Geosite Sipisopiso Tongging, Kabupaten Karo, Geosite Silahisabungan Paropo/Silalahi di Dairi, ke Silemeleme Geosite Bakara Tipang di Humbang Hasundutan. Kemudian ke Sibeabea, Hariara Pohan, Sigulatti, Lumban Suhisusuhi Geosite Tele Efrata Sihotang dan Geosite Pusuk Buhit Sianjurmulamula dan ke Geosite Ambarita Tuktuk dan Tomok dgn mengadakan one day Education khusus
Edukasi Gender mainstreaming di SMK Pariwisata Simanindo dan terakhir Prof Ibrahim Komoo melakukan advocacy di Geosite Parapat Sibaganding yg diikuti oleh Pengelola Geosite dan pejabat Dinas Kebudayaan Kabupaten Simalungun serta para pelaku pariwisata berbasis Geopark di Pantai Bebas Parapat.
Tim Unesco yang berkantor di Paris Perancis itu akan datang ke kawasan Danau Toba pada bulan Juli 2023 untuk mengidentifikasi dan menilai terhadap 6 rekomendasi penugasan yang diberikan pada 10 Juli 2020 yang lalu, apakah enam rekomendasi penugasan itu dilaksanakan dan memperlihatkan kemajuan dalam pengelolaan geopark kaldera Toba.
Kunjungan Tim Unesco dipimpin Prof Ibrahim Komoo selama empat hari ke kawasan Danau Toba merupakan kegiatan pra revalidasi dalam rangka memberikan bimbingan teknis kepada personil dari BP GKT.
Selain memberikan bimbingan teknis dalam menyongsong revalidasi tersebut, Tim Unesco juga memberikan tutorial tentang geowisata.
Prof Ibrahim Komoo yang juga penasihat dari Langkawi Unesco Global Geopark di Malaysia akan menyampaikan materi Pembangkitan dan Pengembangan Geowisata di Langkawi Malaysia dan Prof Norzaini Azman yang juga penasihat Menteri Pendidikan Malaysia akan menyampaikan materi Pengarusutamaan kaum wanita (gender main streaming) dalam pengembangan geowisata berdasarkan pengalaman Malaysia. D|Red
Semoga tetap berjaya,untuk berdampak ke ekonomi rakyat,menaikkan pendapatan,masyarakaat, menjadi tujuan pilihan wisata, karena nyaman fasilitas,infrastruktur yg bagus serta yg terpenting Sumber Daya SDM, mampu serta mumpuni menjadi melayani pengunjung yg menikmati keindahan Danau Toba