Memaknai Ulang Tahun Praktis Mendekat dengan Kematian

TGB Ahmad Sabban Rajagukguk 41 Tahun
TGB Syekh Dr H Ahmad Sabban Elrahmaniy Rajagukguk MA. Foto: D|Ist

Medan-Mediadelegasi: Hari ini Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr H Ahmad Sabban Elrahmaniy Rajagukguk MA genap berusia 41 tahun. “Dimensi ulang tahun, hari ini pada hakikatnya usia kita kian berkurang,” kata TGB Syekh Ahmad Sabban Rajagukguk kepada Mediadelegasi, Selasa (7/7), di Sufie coffe Kompleks MMTC Jalan Pancing Medan.

Menurutnya, dalam prespektif sufistik, bahwa hakikat ulang tahun itu, berarti berkurangnya usia dan praktis kita semakin dekat dengan kematian. “Ulang tahun kadang tidak menemukan makna, bahkan cenderung hedonis,” ujarnya.

Dikatakan, dalam konteks sufistik ulang tahun itu sebuah momentum kontemplasi, merenungi apa capaian dan apa dosa yang sudah di kerjakan,  agar ke depan ada perbaikan yang lebih baik.

Tokoh Batak kelahiran Simalungun memiliki proses perjalanan spiritualitas yang dia lalui dengan keberagaman.

Apalagi, sebelumnya TGB Ahmad Sabban berkarier di dunia perbankan. Dia bekerja sebagai karyawan Bank Syariah Mandiri. Dengan jenjang karier dari staf biasa hingga mencapai jabatan Kepala Cabang.

“Saya bekerja di BSM lebih dari 10 tahun dan 4 tahun terakhir saya melompati jabatan karir cukup prestise, sebelum akhirnya saya harus mengundurkan diri, untuk totalitas dan fokus di pengembangan Dakwah ini, Inilah wasiat almarhum ayah kepada saya,” ujar alumnus Bisnis school short course Prasetya Mulya Jakarta ini.

Aktivitas TGB selain mengasuh Pondok Persulukan di Tanahjawa Simalungun, berdakwah dan menziarahi makam para Waliyullah.

“Jika ada waktu luang, saya dan para Khalifah biasanya berziarah ke makam para Auliya, kadang bisa sampai ke luar negari, karena ada kenikmatan spritual di sana, dekat dengan para syuhada Dakwah,” sambungnya.

Jangan Jadi Ajang Perpecahan

Terkait dengan dekatnya kontestasi politik Kota Medan, yang penuh dengan dinamika politis bahkan cenderung memanas, TGB Ahmad Sabban berpesan agar politik dimaknai sebagai sarana untuk mencari pemimpin.

“Kontestasi Pilkada itu harus dipahami sebagai sebuah proses untuk menyaring dan mencari figur pemimpin yang mengayomi seluruh kepentingan masyarakat,” pesannya.

Menurut dia, kontestasi politik itu jangan dijadikan ajang perpecahan. Harus di pahami perbedaan itu sebuah rahmat, dan sudah ada ketentuannya. “Pilihan berbeda sah-sah saja, asalkan Silaturrahim tetap terjaga dan ukhuwah Islamiyah diperkuat,” sebut Doktor Komunikasi pertama UIN Sumut ini mengakhiri wawancara.

Selamat ulang tahun ke-41 TGB Syekh Dr H Ahmad Sabban Elrahmaniy Rajagukguk MA, semoga sehat selalu dan Allah SWT memudahkan urusan berdakwah. D|Med-67