Tak Masuk Revalidasi UGG, Geopark Toba Bakal Dicoret UNESCO?

geopark toba bakal dicoret unesco
Danau Toba mulai mencemaskan nasib Geopark Toba akan terdegradasi atau terhapus dan dicoret dari daftar geopark di UNESCO Global Geopark (TC-UGG).(ist)

Medan-Mediadelegasi: Jelang kunjungan tim assesor UNESCO untuk revalidasi objek wisata dan lingkungan hidup Danau Toba sebagai taman bumi (geopark) kelas dunia pada Mei 2023 mendatang, warga dan praktisi serta aktivis peduli Danau Toba mulai mencemaskan nasib Geopark Toba akan terdegradasi atau terhapus dan dicoret dari daftar geopark di UNESCO Global Geopark (TC-UGG).

Dewan Pakar Forum Komunikasi Keluarga Samosir (FOKKSA), Ir Mandalasah Turnip, SH selaku tokoh masyarakat Samosir di Medan, menyatakan, prihatin atas fakta yang diungkap pihak pengurus atau fungsionaris Toba Caldera UNESCO Global Geopark (TC-UGG) sendiri, Ir Jonathan Ikuten Tarigan (Wakil Ketua Bidang Litbang dan Edukasi TC-UGG), bahwa status dan predikat Geopark Toba yang sudah terdata di badan dunia UNESCO-PBB, saat ini tidak termasuk dalam proses revalidasi terhadap objek-objek geopark yang ada di Indonesia.

“Kita heran, kenapa pihak Kementerian terkait, bahkan Pemda Provinsi Sumatera Utara plus para Pemkab se-Kawasan Danau Toba (KDT), seperti kurang peduli akan profil dan prospek Geopark Toba selama ini. Padahal, Presiden Jokowi ketika meninjau langsung lokasi etalasa Geopark Toba di Sigulatti Samosir pada 31 Juli 2019, sudah menekankan bahwa Kementerian terkait serta Gubernur Sumut plus para bupati se-KDT harus bertanggung jawab mengelola dan kembangkan Geopark Toba,” katanya kepada pers di Medan, Minggu (24/4/2022) kemarin.

Dia mengutarakan hal itu ketika mencermati nasib dan prospek Geopark Toba yang dinilai samar dan ‘gelap’ belakangan ini. Terlebih, dari enam geopark di Indonesia, yaitu: Danau Batur di Bali, Belitung di Babel, Ciletuh di Jabar, Danau Toba di Sumut, Gunung Sewu di Jateng, dan Gunung Rinjani di NTB, hanya dua yang sudah di-revalidasi dan mendapat ‘green card’ perpanjangan status untuk empat tahun berikutnya, yaitu geopark Batur dan Gunung Sewu.

Bersama Dewan Pakar FOKKSA lainnya yakni Dr Arjon Turnip, dengan prihatin Mandalasah juga mempertanyakan kinerja pengurus harian TC-UGG (ketuanya Ir Mangindar Simbolon, mantan Bupati Samosir dua periode), sehingga Geopark Toba tampak ‘jalan di tempat’ semenjak masuk dan terdaftar di UGG pada 2 Juli 2020 lalu.

Turnip juga mempertanyakan komiten para bupati se-KDT yang selama ini janji ke janji mendukung pengembangan KDT melalui program Geopark Toba. Namun, nyatanya hingga saat ini para bupati se-KDT belum juga mengakomodir kebutuhan anggaran untuk 16 geosite TC-UGG yang tersebar pada tujuh daerah (kabupaten) se-KDT. Sehingga, kondisi ini menjadi alasan bagi Pemprov Sumut belum juga menampung anggaran kelola ke-16 geosite TC-UGG tersebut.

“Apa sebenarnya tupoksi badan kelola TC-UGG itu?. Kalau hanya menggelar even yang mirip Festival Danau Toba, itu masih jauh dari visi-misi geopark. Geopark kan sudah ada standar kelolanya berdasarkan rekomendasi UGG. Even seremoni dan FGD-FGD terkesan hanya jual-jual nama geopark yang ujungnya hanya penggunaan (menghabiskan) anggaran,” katanya mengutip pengakuan keprihatinan Jonathan Tarigan, fungsionaris TC-UGG sendiri.

Oleh karenanya, ujar Turnip yang juga fungsionaris Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT) Pusat itu, para penentu kebijakan se-KDT perlu koreksi diri, betapa malunya Indonesia khususnya KSPN Danau Toba, bila Geopar Toba akan tercoret dari UGG karena tidak ikut di-revalidasi lanjut. Ancaman tercoret itu juga akan dipengaruhi kehadiran dan registrasi delapan objek geopark baru berkelas dunia di sejumlah negara, termasuk di Jerman.

Ke-8 geopark baru kelas dunia (UGG) itu adalah: objek kota tua kompleks eksotik Buzau Land di Rumania, taman batu cadas Caminhos Dos Canions Do Sul di Mexico, kota tua dan istana kuno Kefalonia Itacha di Amerika Serikat, taman konservasi Mellerdall Park di Luxemburg, padang bebatuan Ries di Jerman, taman laut Salpauselka di Finlandia, tambang kuno Serido di Brazil, dan taman cagar alam Sweden’s First di Swedia.

“Sebagai putra Samosir, saya malu kalau Geopark Toba ini terhapus dan dicoret nantinya dari daftar UGG di UNESCO, apalagi pusat etalase Geopark Toba sejak awal sudah ditetapkan di Samosir (Sigulatti). Padahal, ketua TC-UGG itu asli putra Samosir. Apa dan di mana salah dan celahnya sehingga semua pihak seperti mengabaikan instruksi Presiden Jokowi. Apa karena Perpres 49 tahun 2016 tentang Otorita Danau Toba sama sekali tak sebut dan cantumkan program Geopark Toba dalam bingkai pembangunan KSPN Danau Toba?,” katanya prihatin. (D|Red-AFS)