Soekirman Ingin Bitra Terus Membangun Peradaban Bersama Rakyat

Soekirman Ingin Bitra Terus Berperan Membangun Peradaban Bersama Rakyat
Pembina Yayasan Bitra Indonesia Soekirman (depan, tiga kiri) foto bersama sejumlah aktivis muda dan mantan aktivis Bitra di era tahun 1980 hingga 2000-an dalam acara reuni, di Medan, Sabtu (21/1). Foto: Amirsyam

Medan-Mediadelegasi: Pembina Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan atau Bitra Indonesia Soekirman berharap kepada segenap aktivis yang bernaung di bawah organisasi nirlaba itu terus berperan aktif membangun peradaban bersama rakyat.

“Bitra lahir dari semangat bersama dan berangkat dari keprihatinan terhadap masyarakat di perdesaan yang termarjinalkan,” katanya di sela acara reuni dengan para pendiri dan aktivis Bitra Indonesia, di Medan, Sabtu (21/1).

Menurut mantan Bupati Serdang Bedagai ini, ide pendirian Bitra tahun 1986 digagas dan dimotori oleh lima orang aktivis yang kritis dan peduli untuk mendorong percepatan pembangunan yang berkelanjutan di bidang sosial, politik, ekonomi dan lingkungan.

Bacaan Lainnya

Kelima orang penggagas pendiri Bitra, yaitu Soekirman, Wahyudi, Sabirin, Swaldi dan Listiani yang program awalnya fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) di perdesaaan di Sumatera Utara (Sumut).

Di awal pendiriannya, lanjut dia, Bitra hanya berstatus sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang selanjutnya banyak diminati kaum aktivis muda yang ingin ikut berperan memperjuangkan kemandirian rakyat di wilayah perdesaan.

Seiring perjalanan waktu, kata Soekirman, Bitra lambat laun mampu menjadi sebuah organisasi masyarakat sipil yang dipercaya serta dijadikan rujukan dan sumber belajar untuk pemberdayaan masyarakat.

“Melalui rapat pleno akhirnya Bitra pada Februari 2005 disepakati menjadi badan hukum berbentuk yayasan yang diberi nama Bitra Indonesia,” paparnya.

Tujuan dari Yayasan Bitra Indonesia, antara lain mendampingi masyarakat dalam mengembangkan sumber daya alam dan sumber daya manusia baik secara perorangan maupun kelompok dalam usaha.

Selain itu, kata dia, meneguhkan dan memperkuat partisipasi masyarakat marginal dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

Ke depan, ia berharap Bitra bisa terus berlanjut dan berkembang dengan melibatkan kalangan generasi muda yang berpihak pada peningkatan kualitas SDM masyarakat desa.

“Saya berharap sekaligus berpesan, kiranya Bitra Indonesia ini dirawat, siapapun nanti yang melanjutkannya dan tidak harus dari kami selaku pendiri,” ujar dia.

Soekirman menyatakan optimis program Bitra Indonesia akan terus berjalan sesuai dengan visi, misi di tangan para pengurus yang diyakini memiliki integritas dan kemampuan mumpuni di berbagai bidang.

“Teruslah belajar, membaca dan berinovasi sesuai kemampuan dan kapasitas masing-masing,” ujar mantan dosen Fakultas Pertanian USU itu.

Acara reuni mantan aktrivis Bitra di era tahun 1980 hingga 2000-an berlangsung dalam suasana penuh keakraban sembari diisi dengan pembacaan puisi oleh Johenri Chaniago,
pemutaran film dokumenter Atok Labu dan acara hiburan lainnya.

“Banyak pengalaman semasa berkiprah di Bitra, antara lain menggelar forum diskusi formal dan melakukan aksi jalanan untuk menyuarakan aspirasi atas ketidakadilan pemerintah,” ujar Iswan Kaputra, mantan aktivis Bitra. D|Med-AS