Ngamen ala Ajo, Cari Uang Beli Paket Data Belajar Daring

Ngamen ala Ajo, Cari Uang Beli Paket Data Belajar Daring
Edo dengan kostum lucu ngemen ala anak joget. Foto:D|medan|amirsyam

Medan-Mediadelegasi: Fenomena usaha baru mengumpul receh di masa pandemi, ngamen ala anak joget (popular menyebut Ajo-red) begitu marak. Para pengeman ini hampir rata-rata usia sekolah. Mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama.

Kegiatan ini mereka isi saat masih pemberlakuan belajar tidak ke sekolah akibat pandemi. Semestinya mereka belajar lewat daring dari rumah, namun faktanya anak-anak ini harus keluar menjajakan layanan jasa menghibur di jalanan.

Seperti Edo siswa kelas satu SMP ini, dia ikut terjun di bisnis Ajo, dikarenakan kondisi ekonomi keluarga dan beban belajar lewat daring atau virtual yang mengharuskan Edo mencari tambahan untuk membeli paket data, agar dapat mengikuti pelajaran sekolah lewat daring.

“Awak kelas satu SMP, ikut ngamen buat beli pulsa dan makan di rumah sama adik-adik,” kata Edo kepada Mediadelegasi, Selasa (28/7). Edo bersama dua temannya yang masing-masing berperan sebagai operator musik dan peminta sumbangan kepada masyarakat yang melintas ataupun yang menyaksikan aksi mereka, tampak begitu semangat menghibur dengan aksi yang kocak, menari, berjoget hingga berguling-guling di tanah.

Bagi Edo dan kawan-kawan, cara ini paling gampang mendapatkan uang ketimbang mengamen menyanyi di lampu merah. “Enak ngamen macam gini om, joget-joget berkeringat dapat uang,” katanya sambil tertawa lepas.

Aktivitas mengemen ini, mereka geluti sudah hampir dua bulan sejak masa pandemi. Tak ke sekolah, praktis mereka tidak mendapatkan uang jajan dari orang tuanya. Saat ditanya pekerjaan orangtua mereka masing-masing, hampir rata pekerjaan orangtua mereka sebagai penarik betor, sopir angkot hingga pekerja bangunan.

“Bapak saya bawa angkot tujuan Amplas sampai Padangbulan, kadang bapak pulang  bawa uang pas buat makan, kadang untuk beli paket pulsa enggak ada, karena sepi penumpang, sementara mamak jualan jajanan di rumah uangnya pas untuk bayar kontrak rumah”, kata anak kecil ini lirih.

Kondisi pandemi ini mengharuskan semua berfikir inovatif agar mampu bertahan dengan keadaan seperti ini. Di tambah lagi dengan sistem belajar daring, maka semakin menambah beban orangtua, terkhusus yang serba pas-pasan ini.

Banyaknya anak-anak usia sekolah yang secara tiba-tiba menjadi pengamen joget atau istilahnya Ajo, penghasilan yang lumayan. “Kalau pendapatan dari Joget ini, biasanya kami dapat 200rb bersih dan di bagi bertiga. Kalaupun sepi paling 100rb sudah bisa dibagi tiga buat bawa pulang,” katanya.

Pengadaan kostum badut dan peralatan audio disediakan toke dan mereka setor saat sudah selesai tugas lapangan.

Biaya sewa baju dan audio ini, anak-anak harus mengeluarkan ongkos seratus ribu rupiah setiap show. Wilayah operasi ngamen mereka sampai ke Belawan dengan menumpang angkot.

“Kami ngamen sampai Belawan om, di sana lumayan penghasilannya”, sambungnya.

Saat ditanya apakah anak-anak tidak dilarang mengamen oleh orang tua masing-masing, menurut mereka, bapak dan mamak tidak melarang. “Cuma bilang hati-hati di jalan dan jangan buat keributan dan jangan pulang malam-malam,” aku mereka. D|Med-67