Misdar Chaniago Membutuhkan Donasi, Kaki Bekas Amputasi Membusuk

Misdar Chaniago Membutuhkan Donasi, Kaki Bekas Amputasi Membusuk
Sejak 9 Juli 2022 Misdar Chaniago berbaring lesu di RS Pratama Lotu, karena kaki bekas amputasi akibat terlindas truk, membusuk. Foto: D|Ist

Nias Utara-Mediadelegasi: Misdar Chaniago, penduduk  Jl PNPM Mandiri, Kelurahan Lahewa, Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara.

Cerita keluarganya, Minggu (17/7), Misdar Chaniago mengalami kecelakaan, ditabrak truk bermuatan pasir pada pertengahan tahun 2017. Kaki kanannya terlindas roda truk sehingga harus dibawa ke RS Sibolga untuk pengobatan medis.

Selanjutnya, karena tidak memungkinkan dilayani di RS Sibolga, akhirnya dirujuk ke RS Adam Malik Medan dan kakinya terpaksa diamputasi disebabkan diabetes yang tinggi. Pihak keluarga bersama suaminya Misdar Chaniago waktu itu, sempat sebulan lebih lebih di RS Adam Malik Medan.

Singkat cerita, tahun 2019 sang suami meninggal dunia di Sibolga. Sepuluh hari suaminya meninggal pihak keluarga pulang ke Nias, saat itu juga Misdar Chaniago ikut ke Nias.

Sejak tahun 2019 sampai sekarang Misdar Chaniago tinggal bersama Marfirah.

Dua bulan lalu Misdar Chaniago jatuh sakit.  Dia meminta untuk diurut. Marfirah pun menurutinya dan tidak mengurut kaki yang diamputasi.

Dua hari setelah diurut, pada kaki Misdar Chaniago bekas amputasi muncul benjolan dan merasa kesakitan. Marfirah pun memgoles minyak yang biasa digunakan untuk penghangat tubuh bayi, untuk meredakan rasa sakitnya.

Tiga minggu kemudian benjolan tersebut pecah dan mengeluarkan nanah yang luar biasa.  Hingga sekarang lukanya bukan malah membaik, tapi tempat keluar nanah bertambah dua.

Mengetahui hal ini, pihak Kelurahan Lahewa bersama Marfirah dan keluarga membawa Misdar ke RS Pratama Lotu, pada 9 Juli 2022 sampai sekarang.

Mirisnya, pihak RS Pratama Lotu menyarankan harus merujuk Misdar ke RS Gunungsitoli. Pihak keluarga sangat  meminta bantuan kepada siapapun yang tergerak hatinya untuk meringankan beban keuangan agar Misdar Chaniago mendapat perawatan lebih baik di RS Gunungsitoli.

“Saat ini kami dan anak-anak saya di rumah sakit untuk menjaga Misdar. Tapi kami tak ada biaya untuk berobat ke Rumah Sakit Umum Gunungsitoli,”  sebut Marfirah. D|Nut-120