Membangun Pertanian dan Pariwisata Samosir Berbasis Teknologi

Membangun Pertanian dan Pariwisata Samosir Berbasis Teknologi
Foto: D|ist

MULTI program membangun pertanian dan pariwisata berbasis teknologi diluncurkan Parna Indonesia. Pembangunan bonapasogit (kampung halaman), dibahas dalam Forum Group Discussion (FGD) PT Agrowisata Porlak Parna (APP) secara virtual dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir, Jumat (12/6).

Diskusi mengambil tema Gerakan Penghijauan Kawasan Danau Toba dan Pemberdayaan Masyarakat itu, menampilkan pembicara Arjon Turnip PhD memaparkan segudang langkah teknis pelaksanaan program Parna Indonesia dalam FGD. Menyukseskan program pelestarian Danau Toba dan Pemberdayaan Masyarakat melalui gerakan 1.000 porlak, adopsi sejuta pohon dan agrowisata Porlak 2020-2025, memerlukan berbagai pendekatan. Menurut Arjon, antaralain agar program bermanfaat sebagai pemenuhan kebutuhan akademik, pihaknya akan mengadakan Acifas Tour 2020 —sebagai istilah bagi akademik— dalam bentuk pengabdian masyarakat dengan menanam pohon produktif. Termasuk menanam pohon di kawasan Pusuk Buhit direncanakan Oktober mendatang.

Untuk basis teknologi di era digitalisasi, PT APP telah membuat based IOT. Fungsinya untuk memonitor kondisi danau toba, mendata lahan bahkan pemesanan tiket feri secara online. “Sedikitnya ada 243 hektar lahan menjadi sasaran porlak,” katanya seraya menguraikan laman web telah disiapkan sebagai penyedia informasi promosi wisata.Pihaknya juga akan mempersiapkan Toba Research Center (TRC). Harapannya, Samosir dapat menjadi lahan penelitian dari berbagai ilmu, menjadi lokasi bagi penelitian dan pengabdian dosen serta lokasi dan PKL bagi mahasiswa.
Acifas Tour 2020 dengan program kunjungan ke Samosir Oktober mendatang, akan berkoordinasi dengan Pemkab atau Dinas terkait. “Jadi perlu singkronisasi program dengan Pemkab Samosir,” katanya.

Bacaan Lainnya

Ketua Dewan Pakar PPI Prof Dr Tualar Simarmata juga mengutarakan terkait program pelestarian Danau Toba dan Pemberdayaan Masyarakat melalui gerakan 1000 Porlak, adopsi sejuta pohon dan agrowisata Porlak 2020-2025 memerlukan kerjasama dan dukungan Pemkab Samosir. “Ini pekerjaan sama-sama, kami hanya membantu, sebenarnya pelaku utama adalah Pemkab Samosir,” tegas Tualar.

Menurutnya, program Parna Indonesia ini fokus permasalahan terhadap pemberdayaan kawasan Danau Toba, terkait wisata Danau Toba, kelestariannya jangan sampai terancam, serta pemberdayaan tanaman pertanian sebagai kawasan masyarakat yang memang tergantung kepada pertanian.

Sementara, Benget Irfan Simarmata mengurai profil Parna Indonesia yang konsern, untuk membantu pemerintah membangun bangsa khususnya bonapasogit Samosir. Parna Indonesia, katanya, memiliki program dan kegiatan yang sudah dilakukan, khususnya dengan Pemkab Samosir sejak 2018.

Bupati Samosir Drs Rapidin Simbolon MM mengapresiasi FGD PT APP. “Kebetulan saya ada kegiatan dengan Menko Maritim untuk pariwisata Danau Toba. Silahkan diskusinya dilanjutkan, nanti jika ada waktu dan memungkinkan, saya bergabung kembali pada virtual FGD ini,” katanya, yang memang terpantau dalam perjalanan dalam mobil.

Sedang Asisten II Pemkab Samosir, Saul Situmorang SE MSi mengatakan konsep 1.000 porlak yang digagas Parna Indonesia amat menarik. “Terlebih, selain menanam tanaman berumur panjang, seperti kemiri, kopi, vokad perlu digagas bagaimana kita mengolah hasilnya menjadi satu produk,” katanya seraya mencontohkan hasil kopi jangan dijual bijinya, tapi diolah sebagai kopi yang tinggal seduh.

Pada bagian lain, Letjen (Purn) Cornel Simbolon MSc, Ketum Parna Indonesia menegaskan program Parna Indonesia dapat sukses tergantung respon dan sikap Pemkab Samosir. “Pemkab sebagai regulator program ini perlu mensimulasi dan mendorong masyarakat sehingga program ini berhasil,” kata Cornel Simbolon seraya mengungkapkan tujuan program ini untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Samosir.

Ketua Umum Yayasan Parna Kol TNI (Purn) Jalongser Simbolon SH menambahkan, sejatinya Parna Indonesia ingin bekerja sama dengan Pemkab Samosir. “Suksesnya program ini apabila ada sambutan. Yang kita tanam ini pohon, bukan orang. Jadi marga mana pun ikut memanfaatkannya,” tukas JFR Simbolon.

Dia juga mengungkapkan, perlunya memanfaatkan danau seluas satu hektar di Pusuk Buhit sebagai penyiram tanaman. “Sumber daya air sangat vital untuk program penanaman di 1.000 porlak dan pendukung pertanian masyarakat,” katanya. D|Red-02