GPEI Kunjungi Eksportir Pengguna Teknologi Budidaya Bunga di RI

gpei kunjungi eksportir
Rombongan GPEI Sumut, pejabat Pelindo dan Kantor Karantina berfoto bersama saat meninjau perusahaan Toba Huss Farm yang telah menerapkan teknologi budidaya bunga pertama di Indonesia, berlokasi di Kabanjahe, Kabupaten Karo (Foto Dok/GPEI)

Karo-Mediadelegasi: Pengurus Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut yang dipimpin Drs Hendrik Sitompul MM, meninjau areal perusahaan eksportir bunga Toba Huss Farm di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Kamis (11/11/2021). Perusahaan tersebut telah menerapkan teknologi budidaya bunga pertama dan satu-satunya di dunia.

Dalam kunjungan itu, Hendrik Sitompul juga membawa serta Kepala Balai Karantina Belawan, Andi Yusmanto. pejabat dari PT Pelindo Multi Terminal, Eriansyah, SVP Komersial PT Pelindo, Jony Utama Kepala Kantor Bea Cukai Belawan Tri Utomo serta Sudiwan Situmorang dari Kantor Karantina Kualanamu.

Bertepatan kunjungan itu hadir juga Bupati Karo, Corry Sebayang. Dia mengaku bangga karena perusahaan itu telah membawa nama baik Kabupaten Karo. “Saya berharap, expor bunga membawa nama baik Karo sekaligus memberi lapangan kerja bagi warga serta memberi kesempatan belajar bagi petani di Kabupaten Karo tentang penerapan teknologi pertanian,” harap Bupati Corry.

Sementara General Manager Toba Huss Farm, Bert Knelisen menjelaskan selama tiga tahun beroperasi pihaknya baru mengelola lahan kebun seluas 10 hektare. Selama itu Toba Huss Farm telah melakukan ekspor ke negara Australia dan Jepang.

“Namun disayangkan masih banyak bahan baku yang diimpor. Misalnya, serbuk sabuk kelapa yang digunakan untuk media tanam bunga masih diimpor dari India dan irigasi dari Inggris. Ini masih uji coba dan hasilnya cukup oke. Saat ini dalam persiapan scale-up menjadi 100 hektare. Dengan demikian, akan menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja,” kata Knelisen.

Menurut Knelisen, pihaknya masih sering menemui kendala untuk melakukan ekspor. Dia mencontohkan ketika kontainer tertunda satu hari saja, maka buang panen bunga satu hari juga akan terjadi. “Kami berharap pihak lain ikut mengembangkan bisnis pertanian komoditas lain di Karo. Kami merasa tidak ada bersaing dengan lokal, karena kami tidak menjual di pasar lokal,” katanya.

Sementara terkait mempercepat fito sertifikat, menurut Bert, biasanya ngikutin barang. “Tapi faktanya barang kita sudah sampai di Australia, sertifikat belum sampai,” imbuhnya.

Menurut Hendrik Sitompul yang dikenal sebagai politis Partai Demokrat itu, kunjungan GPEI dan pejabat Karantina dan Pelindo dalam rangka melihat sekaligus berdiskusi dengan produsen bunga yang berorientasi pasar internasional utamanya Eropa dan Chili termasuk Tamora Stekindo di Merek dan CV Berastagi sebagai perusahaan eksportir kol ke pasar Taiwan dan Malaysia. Selain itu juga mengunjungi CV Buana Agri Sejahtera sebagai eksportir sayur.

Selain Bupati Karo Cory Sebayang, di lokasi juga terlihat hadir sejumlah anggota DPRD Karo, Kadisperindag Karo Keliat, Disnaker Karo Adison Sebayang, pejabat Dinas Pertanian Karo serta sejumlah pengusaha local.

Sementara Eriansyah dari PT Pelindo Multi Terminal mengaku siap mewujudkan kesejahteraan rakyat Karo bersama GPEI dan bupati Karo. “Kita akan lihat apa faktor yang mempengaruhi hambatan itu, kita punya SLA (Service Letter Agreement) ,” tegasnya.(Red-5)