Doa bersama Untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Doa bersama Untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Para pejabat yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sumatera Utara bersama ratusan warga mengikuti shalat ghaib dan doa bersama untuk korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, di GOR Pancing Jalan Williem Iskandar Medan Estate, Deli Serdang, Selasa (4/10). Foto: Ist

Medan-Mediadelegasi: Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sumatera Utara (Sumut) bersama ratusan pecinta sepak bola melaksanakan shalat ghaib dan doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jawa Tikur, di GOR Pancing Jalan Williem Iskandar Medan Estate, Deli Serdang, Selasa (4/10).

Unsur Forkopimda yang ikut dalam kegiatan doa bersama itu, antara lain Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, Pangdam I/BB Mayjen TNI Daniel A Chardin, Kajati Sumut Idianto, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Dadang Hartanto, perwakilan pengurus PSSI, serta ratusan pecinta sepak bola.

Gubernur Sumut mengatakan, shalat ghaib dan doa bersama yang digelar sebagai bentuk penghormatan dan belasungkawa dari jajaran unsur Forkopimda Sumut terhadap korban tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10).

Bacaan Lainnya

“Mari kita doakan para korban Tragedi Kanjuruhan yang meninggal dunia, semoga mereka diterima di tempat yang sebaik-baiknya di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan kiranya dapat tegar. Sementara korban yang masih menjalani perawatan diberikan kesembuhan,” katanya.

Edy berharap, peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk saling instropeksi diri dalam kegiatan persebakbolaan di masa yang akan datang.

“Semoga tragedi ini menjadi titik balik bagi dunia sepakbola kita untuk kembali berbenah demi mengharumkan nama Indonesia di masa mendatang,” ucap Gubernur.

Kericuhan
Sebagaimana diinformasikan, kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam.

Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah “flare” dilemparkan, termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam proses itu, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Penembakan gas air mata karena para pendukung tim berjuluk “Singo” Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial. D|Med-55