Christianus Manihuruk, Mencatat Norma Mengurai Tradisi Batak Toba

Christianus Manihuruk, Mencatat Norma Mengurai Tradisi Batak Toba
Penulis, Christianus Manihuruk (foto kiri) dan cover buku buku “Panduan Acara Adat Batak Toba Sejak Lahir Sampai Meninggal Dunia”. Foto: D|Ist

KESIBUKAN menapak karir bisnis hingga berprofesi sebagai akademisi tidak menggerus kepedulian Christianus Manihuruk terhadap pengetahuan adat dan Suku Batak Toba yang menjadi bagian dari kehidupannya.

Dia melihat, seiring berjalannya waktu maka perubahan juga semakin dahsyat. Rentan kepada hal yang negatif, sehingga dengan segenap kemampuan dan kesempatan Christianus Manihuruk berhasil menulis sebuah buku yang sangat bermanfaat bagi generasi muda Bangsa khususnya bersuku Batak Toba.

Adat Batak Toba adalah sebagian dari peraturan, norma, lembaga hukum yang dikenal masyarakat Batak dan sudah ada sejak nenek moyang diterima sebagai warisan yang tak ternilai harganya. Menyadari, adat adalah identitas jati diri yang menjadi tanda, ciri khas hidup manusia.

Seksi Adat Punguan Parna Indonesia, Dosen Universitas Bina Nusantara, Fakultas Manajemen dan Bisnis 2019-sekarang dan Dosen Pascasarjana STIE International Golden Institute Jakarta ini memiliki nama lengkap Dr Drs Christianus Manihuruk SE MM MH.

Maret 2019, Christianus Manihuruk memulai penyusunan atau penulisan buku “Panduan Acara Adat Batak Toba Sejak Lahir Sampai Meninggal Dunia” dan berhasil dicetak Penerbit CV Pena Persada, Banyumas, Jawa Tengah, Tahun 2022 setebal 317 halaman.

Berisi 18 Bab, diselingi dengan foto pendukung fullcolour sehingga tidak menjenuhkan mata, Christianus Manihuruk menulis banyak hal yang menjadi tradisi yang tak boleh terlupakan, mulai dari seputar kelahiran, menjelaskan Babtis (Tardidi), hingga mangongkal holi, tambak na timbo, batu na pir dan Tugu.

Bab III buku bersampul orange putih dengan Rumah Adat Batak ini berisikan secara detail pentingnya pantun (umpasa).

Ratusan pantun dalam 25 halaman dengan bahasa Batak Toba kian memerkaya khazanah dan pengetahuan generasi muda yang nyaris melupakannya. Pantun, mulai dari kelahiran, masa naposo (anak muda-mudi), bermertua, bermasyarakat hingga kematian tersedia dalam buku ini.