Arnita Rodelina Menjemput Berkah

Arnita Rodelina Menjemput Berkah
UPAH-UPAH: Mandalasah Turnip bersama sejumlah sepuh Turnip dan pengurus GMTI saat menyerahkan upah-upah kepada Arnita Rodelina Turnip, jelang keberangkatannya kuliah ke Turki, di Kantor Redaksi Mediadelegasi, Sabtu (3/9). Foto: D|dingot

Pesan saat paborhatkon Arnita Rodelina Turnip, agar senantiasa menyertai perjuangan pendidikan dengan doa dan jangan meninggalkan ibadah. Sebagai muslimah, jangan meninggalkan salat yang lima. Perbedaan keyakinan jangan sampai melunturkan silaturahmi di dalam marga.

SULUNG dari empat bersaudara ini bernama Arnita Rodelina. Wanita berdarah Batak dari Desa Bangun Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun ini dalam melangkah berpantang surut demi menggapai cita-cita.

Jelang keberangkatannya 12 September 2022 kuliah S2 ke Istanbul University Turki, wanita bermarga Turnip buah perkawinan Deliansen Saragih Turnip dan Lisnawati Manik ini, Sabtu (3/9), datang menjemput berkah dan doa dari pomparan (keturunan) punguan Raja Turnip difasilitasi kantor redaksi Mediadelegasi, di Jl Sei Batang Gadis, Medan.

Bacaan Lainnya

Masih termasuk keponakan Dr Kaiman Turnip, Pelaksana Tugas Kadis Kominfo Sumut ini  datang sediri, setelah sehari sebelumnya diundang Generasi Muda Turnip Indonesia (GMTI) pascapemberitaan Mediadelegasi: “Anak Petani Asal Simalungun, Arnita Turnip, Peraih Beasiswa S2 ke Turki Kesulitan Biaya Hidup”.

BACA JUGA: Arnita Turnip, Peraih Beasiswa S2 ke Turki Kesulitan Biaya Hidup

Arnita Rodelina Turnip bersama GMTI dan sejumlah sepuh Pomparan Raja Turnip pun menggelar acara sederhana, mengupah-upah sang Boru Turnip lalu makan bersama dan doa dalam tradisi Batak Paborhatkon (pemberkahan keberangkatan-red).

Jebolan Fakultas Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) ini tampak berupaya menyimpan air matanya saat merespon rangkaian pesan dan petuah yang sebelumnya disampaikan mengiringi upah-upah tondi (semangat) dari sepuh pomparan Raja Turnip.

“Support ini tak ternilai harganya, saya baru kenal kemarin, tapi rasanya bagai sudah sangat lama. Upah-upah dan acara ini sangat surprise dan pernah seperti ini pada tujuh tahun lalu, saat saya dipaborhatkon kuliah ke IPB,” kenangnya.

Arnita anak petani ini pun berharap, ada Turnip-Turnip lain yang sukses dalam pendidikan ke depannya.

Ulos Batak yang disematkan GMTI dan Sepuh Pomparan Raja Turnip, menurut Arnita akan menjadi kenangan kedekatannya dengan komunitas Turnip. “Memang, kemana pun saya, tetap membawa ulos. Karena dalam banyak kesempatan, saya menunjukkan kebanggaan saya sebagai boru Batak,” ungkap Arnita seraya menunjukkan fotonya menggunakan ulos bersama sejumlah tokoh penting nasional dan internasional di layar ponselnya.