Anak Hilang, Kasmini: Pulanglah Nak, Mama Rindu…!

Kasmini dan Ramiyono di kantor Mediadelegasi
Kasmini dan Ramiyono di kantor Mediadelegasi

Medan-Mediadelegasi: Kesedihan, kepiluan dan rindu yang mendalam menggelayut jelas di mimik wajah Pasangan Suami Istri (Pasutri) Ramiyono dan Kasmini, seakan mengiringi kedatangan mereka, di Kantor Mediadelegasi. Selasa (9/3).

Tak pelak, pasutri itupun ternyata lagi mengalami musibah, kehilangan anak semata wayang mereka, adalah Sindi, (19), kelahiran Desa Mencirim, Kecamatan Sunggal Kabupaten Deliserdang.

Mengawali kronologis meusibah yang dialaminya, Ramiyono menjelaskan, kalau perginya Sindi dari rumah sejak Sabtu, 27 Februari 2021, dan hingga kini tak kunjung kembali.

Ramiyono pun merinci, kalau saat pergi dari rumah Sindi anak satu-satunya itu, mengenakan pakaian tidur, dengan celana warna ping yang didominasi gambar karton dan baju berwarna abu-abu serta mengenkan switer.

Selain itu, Ramiyono juga menjelaskan kalau anaknya berciri-ciri, kulit kuning langsat, rambut ikal berwarna pirang alami dan panjang melebihi bahu, berwajah oval, memakai behel dan gingsul atau gigi saing tampak jelas di sebelah kanan.

Menurut Ramiyono, tak ada sedikitpun tanda-tanda kalau anaknya akan pergi meninggalkan rumah. “Kami tak tau kenapa dia meninggalkan rumah, padahal tak ada pertengkaran atau saya marahi, bagus-bagusnya kami beberapa bulan belakangan ini,” ungkapnya dengan nada parau menahan sedih, mengenang kepergian anaknya.

Sedangkan, Kasmini yang sedari tadi terlihat tak sanggup membendung air matanya mendengar cerita sang suami yang mengenang kepergian anak mereka itu pun, spontan menimpali. “Kami berdua sangat memperhatikan dan sayang sama Sindi,” timpalnya.

Dia pun membeberkan, Sindi itu sejak kecil selalu ‘lengket’ atau dekat dengan bapaknya (red, suami), bahkan kalau mau pergi kemana-mana, Sindi hampir tak pernah naik angkot.

“Bapakya selalu mengantarnya, kemanapun dia mau pergi,” ungkapnya terbata-bata, sambil tangannya terlihat membuka kacamata minusnya dan menyeka air mata yang membasahi pipi.

Meluapkan rasa rindunya yang terpendam terhadap Sindi sejak belasan hari belakangan  ini, spontanitas bahasa ke ibuan Sumarni pun meluncur. “Pulanglah nak, kami rindu,” ungkapnya dengan lirih diiringi deraian air mata.

Tak sampai di situ, merajutkan ungkapan dari hati ke hati, Kasmini pun mencoba mengkoreksi anaknya dan mencari tau apa yang menjadi masalahnya dalam meniti kehidupannya di saat meranjak usia dewasa itu.

“Apa yang menjadi masalahmu nak, kami orang tua pasti memafkanya, jangan kau sembunyikan, kamilah yang aka menampug semua keluhanmu lupakanlah masalahmu di luar sana. Pulanglah, naaak ibu rindu..,” ungkapnya dengan nada lemah, di balik fisiknya yang juga sudah meluai lemah dan menua itu.

Ayolah kembali ke rumah, mari guyub seperti dahulu. “Di masa tua kami, izinkanlah kami menyaksikan kehidupanmu senang maupun susah. Kami sebagai orang tua akan terima dengan lapang dada,” ungkap Kasmini, yang kemudian spontan terdiam terlihat menahan deraian air mata kerinduan yang tak saggup dibendungnya. D|Med-red.